Molting Tarantula

    Molting atau yang biasa disebut pergantian kulit adalah salah satu proses yang sangat komplek dan penting pada tarantula untuk mencapai pertumbuhan. Tarantula, termasuk arthropoda lainnya memiliki kerangka luar yang disebut exoskeleton. Dalam pertumbuhannya, tarantula akan tiba pada titik dimana otot-otot tubuhnya tidak cukup kuat untuk mengangkat massa exoskeletonnya. Exoskeleton ini menutupi sekeliling tubuhnya tetapi tidak dapat tumbuh. Jadi tubuh tarantula mengalami pertumbuhan (penambahan volume dan massa) tetapi exoskeletonnya tetap pada konstruksinya atau tidak mengalami pertumbuhan. Akibatnya, tarantula harus melakukan molting beberapak kali selama hidupnya agar tetap survive atau bertahan hidup untuk meneruskan generasinya, suatu bentuk adaptasi yang tidak hanya rumit tetapi juga sungguh luar biasa.

    Tarantula yang akan molting biasanya membuat jaring-jaring tebal yang disebut dengan bedding, dimana jaring tersebut digunakan untuk tempat molting. Molting pada tarantula setidaknya melewati tiga tahap yaitu apolysis, ecdysis, dan sklerotinisasi.

  1. Apolysis : Pelepasan kutikula lama. Pada tahap ini hormon molting dilepaskan ke dalam haemolymph dan kutikula lama terpisah dari sel epidermis yang berada dibawahnya. Ukuran epidermis akan meningkat karena mitosis dan kemudian kutikula baru dihasilkan. Enzim yang disekresikan oleh sel epidermis mencerna endokutikula lama.
  2. Ecdysis : Pembentukan kultikula baru. Tahap ini dimulai dengan pemisahan kutikula lama, biasanya dimulai pada garis tengah sisi dorsal thorax. Pemisahan terjadi karena tekanan haemolymph yang dipaksa masuk menuju thorax oleh kontraksi otot abdomen yang disebabkan karena tarantula menerima air dan udara. Setelah itu, tarantula akan keluar dari kutikula lama.
  3. Sklerotinisasi : Pengerasan kutikula baru. Kutikula yang baru terbentuk, sangat lembut dan pucat sehingga ini merupakan saat yang sangat rentan bagi tarantula. Dengan demikian, Tarantula harus melakukan pengerasan terhadap kutikula baru tersebut.

    Sebelum melalui tahap molting, tarantula akan melalui tahap premolt terlebih dahulu. Tahap premolt setiap tarantula tergantung dari jenisnya, ukuran, serta suhu dan cuaca di tempat tarantula itu tinggal. Umumnya berkisar antara 1 minggu sampai 2 bulan. Tahap premolt pada tarantula biasanya ditandai dengan beberapa perubahan fisik maupun sifat dari tarantula, perubahan fisik tersebut meliputi warna tubuh yang cenderung menggelap pada tarantula new world dan terkadang tampak memudar pada tarantula old world dan pada perubahan sifat biasanya tarantula yang sedang memasuki tahap premolt akan mogok makan dalam kurun waktu premolt tersebut sampai 1 - 2 minggu setelah molting baru tarantula mulai makan kembali. Terkadang premolt pada tarantula juga diikuti oleh sifat yang bertambah galak dan gerakan yang cenderung lebih penakut terutama saat diberi pakan hidup.

Sumber Materi

1 comment:

  1. hi , saya mau tanya tarantula saya abdomen nya sudah menghitam , biasanya jarak dari premolt ke molting itu berapa lama ya ? maklum masi awam saya nya :)

    ReplyDelete